Chapter 3 - Konspirasi Odading
Pukul 15! Salah apa 15, hingga menyebabkan ia dipukul?. Oh tidak, maksudnya itu tadi adalah jam. Tak seperti biasanya saya bisa bangun di pagi buta, disaat orang-orang segera pulang meninggalkan kantor. Kurasa matahari masih malu-malu tergelincir, tak disangka ternyata matahari punya sifat pemalu, karena itu saya tak pernah langsung melihatnya, nanti dia malu, nanti saya silau.
Saya harus segera ke Polsek Cairo, menemui Kapolsek, mengurus Mimin, membongkar konspirasi. Tapi lebih baik Ashar dulu, menghadap Tuhan! Itu jauh lebih penting daripada bertemu Kapolsek. Karena Tuhan bisa menciptakan langit dan bumi, sedang Kapolsek tidak.
Selepas shalat, saya berdo’a dulu, seperti kebiasaan orang-orang suci lainnya.
Usai berdo’a hampir tidur lagi, untung saja Poleng mengetuk pintu sambil berkata “wau wau” yang artinya “assalamu ‘alaikum!”.
Kamipun berangkat dari Negeri Cipadung (sebelah timur kota Bandung – benua Asia) menuju Cairo (ibu kota Mesir – Benua Afrika), memakai Angkot (sejenis kendaraan umum beroda 4). Berdasarkan pepatah Mesir Kuno “nu alit dipangkon” (yang kecil digendong), akhirnya ditemui kesepakatan bersama, semua penumpang Angkot dipangku oleh Poleng, termasuk sopirnya.
Sampai di perempatan jalan, kami pun turun, sebelumnya Angkot berhenti dulu, itu pasti, masa loncat?.
Tepat di depan lampu stopan yang memiliki 3 warna, kami beristirahat dulu, sebelum menuntaskan perjalan ke Cairo yang masih sangat jauh. Poleng segera membuka sleeping bag dan bersiap untuk tidur, tapi saya tidak, karena dengan naluri agen rahasia yang handal dan terpercaya, saya mencium ada sesuatu yang janggal dan mencurigakan.
Dari tadi, laki-laki Pedagang kue Odading (sejenis makanan dari terigu) terus memperhatikan kami.
“Pasti dia ikut terlibat konspirasi!”, gumam saya dalam hati (saya masuk dulu ke dalam hati kemudian bergumam).
“Apa itu?”, tanya saya sambil menunjuk kotak tempat kue odading bersemayam.
“Odading, A”, jawab tukang odading (A disini maksudnya Aa, jadi jangan beranggapan ada Odading B dan Odading C).
Saya langsung mengambil 5 Odading, sedangkan Poleng minum sausnya. Saya mendelik ke arah Poleng, dia langsung paham dan segera beraksi. Poleng mengalihkan perhatian Tukang Odading dengan pura-pura bertanya jalan ke Uzbekistan. Ketika si pedagang itu sibuk menerangkan, saya menemukan kode rahasia yang tertempel menggunakan sticker di kaca kotak Odading.
3 RUT JA 500 LET
Sepertinya ini kata sandi yang perlu pemikiran teliti dan serius untuk membongkar maksudnya yang tersembunyi.
“Poleng, tangkap orang itu!” perintah saya.
Tanpa perlu menjawab, Poleng langsung menelan Tukang Odading.
|^_^|
:))
:)]
;))
;;)
:D
;)
:p
:((
:)
:(
:X
=((
:-o
:-/
:-*
:|
8-}
~x(
:-t
b-(
x(
=))